Pages

Ads 468x60px

Jumat, 01 Juni 2012

Teori motivasi dua faktor (Frederick Herzbergs)

Pada tahun 1959 seorang ilmuan perilaku (frederick herzbergs)  mengemukakan teori dua faktor. menurut herzbergs ada faktor-faktor pekerjaan yang menghasilkan kepuasan dan ada faktor-faktor lain yang menjegah ketidak puasan. Menurut herzbergs kebalikan dari kepuasan adalah tidak ada kepuasan dan kebalikan dari ketidak puasan adalah tidak ada ketidak puasan.

Teori dua faktor di bagi menjadi dua kategori :


1. Faktor kebersiahan (higiene faktor), adalah faktor pekerjaan mereka yang penting adanya motivasi ditempat kerja. Ini tidak mengarah positif untuk jangka panjang. Tetapi jika faktor ini tidak ada ditempat kerja mereka, maka menyebabkan ketidak puasan bagi pekerja. Dengan kata lain faktor kebersihan adalah faktor-faktor yang wajar dalam pekerjaan, menenangkan karyawan dan tidak membuat mereka puas. Faktor higiene juga disebut sebagai dissatisfiers atau faktor pemeliharaan seperti yang diperlukan untuk menghindari ketidak puasan. Faktor-faktor ini menggambarkan lingkungan kerja. Faktor kebersihan melambangkan kebutuhan fisiologis dimana yang diinginkan individu dan yang diharapkan individu terpenuhi.

faktor higienis meliputi :
a. Bayaran atau struktur gaji harus sesuai dan masuk akal. Ini harus sama dan kompetitif dengan industri yang sama di domain yang sama.
b. Kebijakan perusahaan dan administrasi kebijakan perusahaan tidak boleh terlalu kaku. Harus adil dan jelas. Ini harus mencakup jam kerja, pakaian kerja, istirahat, liburan, dan lain sebagainya.
c. Tunjangan, para karyawan harus diberikan rencana perawtan kesehatan, manfaat bagi anggota keluarga, program bantuan karyawan dan lain sebagainya.
d. Kondisi fisik tempat kerja, kondisi tempat kerja harus aman, bersih, higienis, peralatan kerja harus diperbaharui dan dilakukan perawatan.
e. Status, status karyawan dalam organisasi harus akrab dan dipertahankan.
f. Hubungan interpersonal, hubungan antar karyawan dengan atasan dan bawahannya harus sesuai dan dapat diterima(harmonis),  seharusnya tidak ada konflik dan tidak ada penghinaan antar karyawan.
g. Keamanan dalam bekerja, organisasi harus memberikan keamanan setiap karyawan dalam melakukan tugas-tugasnya.

2. Faktor motivasi, menurut herzbergs faktor higienis tidak dapat dianggap sebagai faktor motivator. Faktor motivasi menghasilkan kekuatan positif, faktor-faktor ini melekat untuk bekerja. Faktor ini memotivasi para karyawan untuk memberikan kinerja yang optimal bagi organisasi.

Faktor motivasi meliputi :
a. Pengakuan, para karyawan harus dipuji dan diakui untuk prestasi mereka oleh manajer.
b. Reward , bagi karyawan yang melampaui pencapaian dan target dari tugas yang diberikan, maka manajer memberikan reward bagi mereka.
c. Pertumbuhan dan ruang promosi, harus ada peluang pertumbuhan dan kemajuan dalam sebuah organisasi guna memotivasi karyawan untuk memberikan kinerja yang baik.
d. Tanggung jawab, karyawan harus bertanggung jawab atas tugas yang dimiliki, manajer harus memberikan mereka kepemilikan pekerjaan. Mereka harus meminimkan kontrol tetapi mempertahankan akuntabilitas.
e. Kebermaknaan pekerjaan, pekerjaan itu sendiri harus bermakna, manarik dan menantang bagi karyawan untuk melakukan dan mendapatkan motivasi.

Kekurangan dari teori dua faktor :
1. Teori dua faktor mengabaikan variabel situasional.
2. Herzbergs mengasumsikan  hubungan antara kepuasan dan produktivitas. Namun penelitian yang dilakukan Herzbergs menekankan pada kepuasan dan mengabaikan produktivitas.
3. Keadaan teori tersebut tidak pasti. Analisi harus dibuat oleh penilai. Para penilai dapat merusak temuan dengan menganalisi respon yang sama dengan cara yang berbeda.
4. Tidak ada ukuran komprehensip kepuasan yang digunakan. Seorang karyawan mungkin menemukan pekerjaannya dapat diterima meskipun fakta bahwa ia mungkin membenci bagian dari pekerjaannya.
5. Teori ini mengabaikan pekerjaan kasar, meskipun keterbatasan ini, teori dua faktor Herzbergs dapat diterima secara luas.

Implementasi teori dua faktor:
Para manajer harus menjamin fakto kebersihan untuk menghindari ketidak puasan karyawan. Para manajer harus memastikan bahwa tugas yang diberikan dapat merangsang dan memotivasi para karyawan untuk bekerja lebih giat dan lebih baik.manajer harus memberikan motivasi kerja agar pekerjan yang dilakukan karyawannya lebih baik.




4 komentar:

  1. gan, sumbernya ini dari mna yah?

    BalasHapus
  2. Gan ane mau tanya, mengapa faktor higiene tidak mampu memotivasi karyawan?

    BalasHapus
  3. Gan ane mau tanya, mengapa faktor higiene tidak mampu memotivasi karyawan?

    BalasHapus